Saturday, November 5, 2011

To be an Invigilator, Why Not?



Mungkin aneh bagi yang pertama kali dengar istilah invigilator, seperti ketika saya mendengar pertama kali dulu. Invigilator itu orang yang bertugas sebagai pengawas ujian. Ini project bagi mahasiswa postgraduate khususnya pada musim ujian dan biasanya mereka mendapatkan income perjam, berkisar RM15-RM50. Dari dua kali menjadi invigilator, saya bersyukur karena mendapatkan pengalaman yang menyenangkan.
Pertama kali diamanahi invigilatr untuk final exam CCAC yang berada di hal CAC IIUM. Bersama sekitar 50an pengawas yang lain, kami ditugasi mengawasi jalannya ujian untuk sekitar 1000an mahasiswa S1. Alhamdulillah, tugasnya tidak terlalu berat, karena hanya membagi soal, mengumpulkan jawaban dan ujian hanya berlangsung selama 30 menit.

Kedua kalinya, ketika menjadi invigilator untuk midterm mata kuliah Islamic banking mahasiswa S1. Waktunya selama 2 jam dilaksanakan di ruang kuliah ekonomi. Pengawasan lebih extra karena peserta duduk berdekatan, 2 session digabung menjadi satu kelas dalam satu waktu. Melihat mereka dalam mengerjakan soal, saya jadi teringat kalau saya sedang mengerjakan ujian. Ternyata menggelikan, melihat mereka yang sadar atau tidak sadar sering menepuk jidat, melamun, tatapan mata berpikir, komat kamit mengulang hapalan sampai yang berusaha saling memberikan jawaban. Beberapa kali saya mengingatkan mereka yang mencoba berbuat tidak jujur baik dengan hanya menggelengkan kepala maupun menegur secara langsung. Tidak dapat dipungkiri bahwa, sebagai seorang invigilator maka memiliki kesempatan untuk nahi mungkar. Mencegah peserta ujian untuk bertindak tidak jujur.

Ala kulli hal, ternyata perbuatan tidak jujur masih berlaku di kalangan mahasiswa. PR besar untuk bisa menumbuhkan awareness jujur dalam segala hal dan selalu merasakan pengawasan Allah dalam setiap aktifitas kita. Dimulai dari diri kita, BE YOUR SELF and BE HONEST...by Yuni Yulia Farikha

No comments:

Post a Comment