IQRA' (QS Al Alaq). Hands on Science to Discover Allah's Sign. One who treads a path in search of knowledge has the path to paradise made easy by Allah (Riyadhus Shaleheen 245). Knowledge is not what is memorized but it is what benefits (Imam Syafi'ie). Knowledge is my companion with me in everywhere (Ali ra)
Tuesday, June 21, 2011
Continue to Subulusalam (Aceh Selatan)
Mobil Kijang yang saya tumpangi dikemudikan oleh bang Herman dan kawannya sebagai sopir cadangan. Tarif angkutan Rp.100.000 diantar hingga tempat tujuan. Mobil ini berisi 8 penumpang, saya duduk di baris kedua bersebelahan dengan 2 penumpang perempuan yang lain. Alhamdulillah semua penumpang ternyata memiliki tempat tujuan yang sama yaitu Subulusalam, bahkan sopirnyapun berasal dari Subulusalam. Dalam perjalanan di kota Medan, malam itu beberapa kali saya melihat terjadinya kecelakaan. Mungkin karena sabtu malam, sehingga banyak pemuda-pemudi bergerombolan dan memadati sepanjang jalan di kota Medan.
Perjalanan malam ini terasa mendebarkan. Bagaimana tidak? jalan yang dilewati adalah pegunungan dengan kondisi jalan yang tidak rata, sempit, mendaki, berkelok dan ramai berseliweran mobil angkutan besar seperti trailer dan truk. Mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan bang Herman selalu berusaha menyalip kendaraan lain. Malam itu saya tidak bisa memejamkan mata dan sambil banyak berzikir menyebut asmaNya. Hal ini mungkin disebabkan karena efek cofemix yang saya minum sebelum saya berangkat dari rumah Fitri sekaligus jalanan yang dilalui betul-betul membuat saya agak takut, maklum perjalanan pertama Medan-Subulusalam. Saya melihat semua penumpang di mobil tertidur pulas.Saya bertanya di dalam hati dan keheranan, mengapa mereka bisa tidur dalam perjalanan seperti ini.hufff...
Selama perjalanan tersebut, saya jadi teringat dulu ketika sering menemani ayah mengantar sayur rutin ke daerah Tawangmangu yang harus ditempuh dalam waktu 10 jam dari rumah kami. Kami harus melewati jalan yang mendaki, berkelok, di bawahnya jurang, tapi beruntung tidak banyak kendaraan lain berseliweran pada waktu itu. Terkadang ada pemikiran negative berkelebat, bagaimana jika mobil yang kami tumpangi tidak kuat dan berjalan mundur. Pernah suatu kali, ketika berada di jalanan yang sangat menanjak, mobil ayah tidak kuat sehingga kami harus mengurangi jumlah barang yang dibawa. Subhanallah, karena hanya ada saya dan ayah, maka sayapun ikut menurunkan beberapa karung buncis dari dalam mobil pick up kami. Masya Allah, sebegitunya perjuangan keluarga kami dalam mencari rizki pada waktu itu, memiliki resiko yang besar.
Oya, selama perjalanan menuju Aceh selatan, mobil kami melewati tempat resort dan reserve daerah pegunungan. Banyak sekali hotel di sepanjang jalan. Bahkan tempat hiburan seperti karaoke terlihat banyak berdiri di daerah itu yang masih termasuk kawasan Sumatera Utara. Selama perjalanan malam tersebut, kami melewati bukit barisan, yaitu barisan pegunungan brastagi. Namun karena malam, maka saya tidak bisa menggambarkan situasi keindahan di sepanjang jalan.
Setelah menempuh perjalanan 2.5 jam, mobil kamipun rehat di sebuah rumah makan, namanya Madani khas minang tepatnya di jalan medan-sidikalangkab karo sumut. Selama kurang lebih satu jam mobil kami berada di tempat tersebut. Saya tidak berminat untuk makan, karena program diet, tidak makan nasi di malam hari kecuali terpaksa....he33 dan kebetulan tidak ada selera untuk makan yang mungkin dikarenakan efek dari perjalanan yang mendebarkan tadi.
Setelah istirahat kemudian mobil kamipun melanjutkan perjalanan kembali. Sempat melihat ada truk yang terjungkal ketika berada di jalan yang menanjak. Meski sopir berganti bukan bang herman lagi, tidak ngebut tetapi tetap saja saya tidak bisa memejamkan mata. Perjalanan dari Medan ke Subulusalam dalam keadaan normal memakan waktu sekitar 7 jam.
Alhamdulillah pukul 5 pagi menjelang subuh saya sampai di Subulusalam, tepatnya saya berhenti di rumah Umi Aida yang sudah saya hubungi sebelumnya. Umi Aida merupakan seorang daiyah yang giat berdakwah di kota tersebut. Beliau merupakan penerima gelar ummi award 2009. Di rumahnya yang sederhana, saya kemudian minta izin untuk mandi dan membersihkan diri. Setelah sarapan dengan nasi dan telor, akhirnya saya beserta Rika, kawan umi Aida yang diamanahi untuk mengantar saya menuju para responden.
Dengan motor Mionya, Rika mengantarkan saya menuju ketua MPU, anggota dewan dari PDIP, ketua Muhammadiyah dan seorang dokter yang mewakili responden dari masyarakat umum. Saya sempat memberikan presentasi tentang mata uang dnar dirham di sebuah acara yang diadakan oleh DPD PKS Subulusalam dengan peserta sekitar 20 orang laki-laki dan perempuan.
Pukul 12 siang, saya bersama Rika menuju tempat tinggal Rika, di sana makan siang telah menanti. Saya makan masakan khas Medan yaitu ikan arsik mas yang dimasak oleh Retnadi. Retnadi, Rika dan beberapa kawan yang berada di rumah tersebut adalah PNS yang berasal dari kota Medan. Tidak berapa lama kemudian saya dan rika melanjutkan memburu responden kembali.
Tepat pukul tiga sore, saya dijemput L300, mobil yang sudah dipesan sebelumnya yang akan mengantarkan saya menuju Tapak tuan, kabupaten Aceh Selatan. Alhamdulillah responden yang didapatkan banyak,bahkan tidak hanya warga yang tinggal di Subulusalam saja tetapi juga dua orang yang berasal dari kabupaten Singkil karena kebetulan mereka sedang ada acara di Subulusalam. Syukran katsiran kepada Umi Aida, Rika, bapak Haris Saleh, Retnadi dan kawan-kawan yang lain atas bantuannya.
Labels:
Travelling
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment