Di sela-sela liburan Idul Adha di Magelang 14 sampai 21 November 2010 yang lalu, menyempatkan mengunjungi tempat pengungsian dan pos P2B PKS Kabupaten Magelang, maksudnya meniatkan diri untuk menjadi relawan. Alhamdulillah, pada waktu itu masa kritis telah berlalu, gunung merapi sudah tidak melakukan erupsi lagi. Meski begitu tetap dapat dilihat pemandangan sepanjang kota Muntilan bagai kota mati. Di sekeliling jalan, semua pohon kelapa menjadi layu, pohon salak roboh, toko-toko besar baik itu rumah makan maupun toko oleh-oleh masih tutup dan tidak ketinggalan sisa abu masih terlihat tebal menempel di sepanjang jalan.
Apa yang sudah kita berikan mereka? Bantuan materi sangat diperlukan, apalagi untuk merecovery ekonomi para korban bencana. Pertanian,yang menjadi lapangan kerja pokok terpuruk pasca bencana. Berdasarkan penelitian, hasil observasi dengan mikrokoskop diketahui bahwa struktur abu vulkanik adalah berupa pasir dan runcing. Apabila menempel di tanah, maka lahan pertanian akan menjadi tidak subur. Lahan pertanian akan menjadi subur, setelah terjadi pelapukan tanah sekitar 5-10 tahun kemudian.
Alla kulli hal, dari bencana Merapi, sepatutnya kita bisa mengambil hikmah. Bencana, kematian tidak pernah diketahui oleh manusia. Oleh karena itu, mari jadikan setiap waktu yang tersisa dalam hidup kita untuk selalu beramal sholih. Memanfaatkan setiap desah nafas kita untuk mencetak sebanyak-banyaknya peluang investasi akherat. Bukankah sebagaimana sebuah hadits mengatakan bahwa orang yang cerdas adalah yang selalu mengingat kematian dan selalu mempersiapkan untuk menghadapi kematian. Dan jangan lupa untuk bisa membantu saudara-saudara kita yang tertimpa bencana dengan ikhlas, minimal kita mendoakan mereka. Wallahu’alam
By Yuni Yulia Farikha
No comments:
Post a Comment