Monday, July 5, 2010

InDaHnya ke BERSAMAan...






Assalamualaikum? How are you? How’s your study? Pasti menjadi kalimat yang familiar diucapkan di sekitar IIUM khususnya di kalangan mahasiswa foreigner, utamanya oleh mahasiswa Afrika dan Arab. Tidak hanya diucapkan oleh dan untuk mahasiswa dari negara yang sama, namun mereka juga tidak sungkan mengucapkan salam kepada setiap mahasiswa yang mereka jumpai, entah yang mereka kenal atau tidak dikenal disertai dengan senyuman maupun wajah yang berseri. Ketika dahulu awal berada di kampus, kebiasaan tersebut terdengar aneh, bahkan sering geli ingin tertawa. Maklum, sewaktu di Indonesia tidak menjumpai hal yang seperti itu. Subhanallah semakin hari, merasakan nikmat persaudaran dengan sesama muslim, Subhanallah alangkah indahnya. Semakin menyadari bahwa ternyata kebiasaan tersebut mengandung arti yang luar biasa dan merupakan sebuah ikhtiar melekatkan tali persaudaraan (silaturahmi). Sebuah ucapan yang mengandung doa. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh artinya semoga keselamatan dan rahmat Allah SWT beserta keberkahanNya menyertaimu. Dan senyuman adalah ungkapan yang membahagiakan, melegakan hati bahkan Allah mencatatnya sebagai sedekah kita….Masha Allah.

Dalam kesempatan ini, saya bermaksud untuk mengingatkan kembali akan kebersamaan kita, khususnya masyarakat Indonesia di lingkungan IIUM baik yang sedang belajar maupun bekerja sebagai dosen, teknisi, cleaning service dll. Masih sangat terasa bahwa ada banyak dari kita yang belum mengenal satu sama lain. Kadang meski mengetahui sesama dari Indonesia, tetapi pura-pura tidak mengenal bahkan mungkin ada yang tidak mau mengenal satu sama lain (semoga saja tidak ada). Memang khususnya sebagai mahasiswa, karena study is our priority tetapi bukan berarti mahasiswa hanya berpikir untuk kebaikan dirinya saja dan tidak bersosialisasi dengan baik. Bagaimanapun juga, sesama Warga Negara Indonesia yang ada di IIUM adalah satu keluarga, sehingga diharapkan mari saling mengingatkan dalam kebaikan dan saling membantu jika ada permasalahan maupun berbagi kebahagiaan, seperti yang sudah dimulai di milis-milis yang ada.

Mungkin agak sulit untuk mengingat satu persatu nama semua orang Indonesia yang ada di IIUM. Tetapi menurut saya, akan sangat mudah mengenali wajah orang Indonesia ( wajah khas ) yang ada di kampus ini. Hal kecil dan mudah, kita bisa mengawalinya dengan saling menyapa, memberikan senyuman, berjabat tangan maupun berlomba mengucapkan salam ketika berjumpa.

Perbedaan kata Rasulullah adalah sunnatullah. Munculnya perbedaan opini dalam diskusi di forum maupun di milis merupakan hal yang biasa. Justru akan semakin menambah wawasan dan akan membina pola berpikir bijaksana. Jangan sampai kemudian, semuanya menganggap paling benar bahkan ada saling menyakiti dan saling menjatuhkan satu sama lain. Sehingga perbedaan itu justru meruntuhkan ukhuwah di antara kita. Jangan pula seseorang dengan mudah menjustifikasi si A sombong, tidak ramah, eksklusiv dsb hanya karena tidak menyapa maupun kurang berbaur dengan yang lain. Marilah kita berusaha untuk berpikir positif, berlapang dada dan saling memaafkan agar hubungan kita tetap langgeng.

Beberapa organisasi besar representative masyarakat Indonesia di IIUM sudah cukup aktif dalam mengadakan kegiatan – kegiatan yang dimaksudkan untuk mempererat persaudaraan, semoga bisa terjalin selamanya. Sekali lagi keberadaan organisasi juga bukanlah ikut menambah runcing perbedaan, akan tetapi semakin menguatkan dan semakin menambah indahnya kebersamaan. Ibarat taman yang dipenuhi dengan bunga yang bermacam warna akan terlihat semakin indah, yang harus dipertahankan adalah bagaimana upaya pemeliharaan untuk menjaga keindahan tersebut. Bahkan, sangat menarik ketika organisasi yang ada melakukan kerja sama rutin dalam membuat sebuah kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat umum, seperti yang sudah mulai dilakukan.

Ala kulli hal, Allah SWT menciptakan manusia, laki maupun perempuan dan menjadikan kita berbangsa – bangsa dan bersuku – suku supaya kita saling mengenal ( Qs. Al Hujurat : 13 ). Kata lita’arafu dalam ayat tersebut, menurut ustaz Didin Hafidudin tidak hanya menganjurkan setiap Muslim untuk sekedar berkenalan akan tetapi juga menuntut seseorang untuk memiliki keunggulan yang kompetitif. Sehingga alangkah baiknya jika kita di IIUM ini tidak hanya mengenal satu sama lain, menjaga kebersamaan baik sesama warga Indonesia maupun dengan warga Negara lain. Akan tetapi, kita juga berusaha menunjukkan kemampuan yang terbaik dari diri kita sebagai seorang mahasiswa sekaligus seorang Muslim yang berakhlaqul karimah dan memiliki kompetensi diri. Di momen jelang ujian ini, mohon dimaafkan atas kekhilafan kata, ucapan maupun perbuatan. Semoga hati dan pikiran kita tidak dikotori oleh prasangka-prasangka buruk terhadap saudara kita, tetapi disibukkan oleh kegiatan belajar dan lebih mendekatkan diri kepadaNya. Semoga dipermudah dan all the best for us. Aamiin.
By: Yuni Yulia Farikha

No comments:

Post a Comment