Tuesday, July 6, 2010

How to Be STAR in Other Country ?





Judul di atas merupakan bagian dari topik yang disampaikan oleh salah satu pembicara dalam talkshow leadership di KBRI. Masha Allah, luar biasa, great atau mungkin segudang kata kagum lainnya yang terucap di bibir para peserta ketika acara berlangsung bahkan perasaan kekaguman masih dirasakan pula setelah acara selesai. Talkshow yang mengangkat tema tentang "Sustainability of Thinking Paradigm towards National Perception Development" tersebut dilaksanakan pada hari Kamis 11 Februari 2010 yang diadakan atas kerjasama PPIM dengan KBRI. Ratusan peserta yang mengikuti program, pasti tidak kecewa ketika mereka harus menghabiskan waktu dari jam10 pagi sampai jam 7 malam di aula Sultan Hasanudin. Dalam talkshow tersebut panitia berhasil menghadirkan tokoh - tokoh skala nasional internasional yang berprestasi sebagai seorang pemimpin maupun tokoh akademisi yang luar biasa dalam perjalanan hidup mereka. Tokoh legendaris Tun Mahatir Muhammad, Tan Sri da'i Bachtiar, DR. Nasir Tamara dan Prof. 4DR. Ken Kawan Soetanto.

Materi-materi yang disampaikan sarat akan ilmu, informasi dan motivasi. Pada sesi pertama, Tun Mahatir Muhammad, perdana menteri keempat Malaysia memaparkan tentang sejarah hubungan Indonesia dengan Malaysia, penjajahan pada masa dahulu dan betapa pentingnya perubahan paradigma berpikir. Dahulu ketika masa penjajahan, negara-negara kecil berpikir bahwa karena mereka lemah maka mereka merasa sudah sepatutnya terjajah oleh negara-negara besar. Paradigma berpikir tersebut lambat laun pudar hingga kemudian nenek moyang kita memiliki keberanian untuk anti penjajahan dan melakukan upaya-upaya penyatuan antar wilayah hingga akhirnya mencapai kemerdekaan. Namun meskipun saat ini kita tidak dijajah secara fisik, sebenarnya kita terjajah secara pemikiran, kita telah diperkosa oleh budaya barat. Dan menurut beliau, sikap yang harus dimiliki adalah peningkatan penguasaan ilmu dan critical thinking kita. Beliau juga menceritakan tentang kunci kesuksesan dalam memimpin Malaysia selama 20 tahun. Kuncinya adalah karena kecintaan beliau kepada negara dan bangsa dan pada diri sendiri, yang akhirnya menumbuhkan suatu pengabdian untuk selalu memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Pada session kedua, Tan Sri Da'i Bahtiar, kepala KBRI di Malaysia banyak berbagi cerita tentang perjalanan karier kepemimpinan beliau selama di Kapolri, permasalahan WNI di Malaysia, perkembangan sistem demokrasi di Indonesia serta tentang kekuatan dan kelemahan negara Indonesia. Dari beliau didapatkan informasi bahwa terdapat 2 juta orang Indonesia yang tinggal di Malaysia. Jumlah tersebut jika di Indonesia, bisa menjadi 1 propinsi tersendiri seperti pulau Bangka yang terdiri dari 1 juta penduduk.Dan dari jumlah tersebut, ada 13.000 mahasiswa Indonesia yang study di Malaysia. Menurut beliau trend mahasiswa yang belajar di Negara ini akan semakin meningkat seiring dengan misi pemerintah Malaysia yang menjadikan tahun 2020 Malaysia as Centre of Excelent for Education. Bercerita tentang sistem demokrasi di Indonesia, menurut beliau perkembangan sistem demokrasi di Indonesia adalah hal yang menarik, sepanjang tidak ada kerusakan. Dan sangat mungkin Indonesia menjadi model negara demokrasi dunia, meski saat ini ada banyak hal yang harus dibenahi.

Selanjutnya, talkshow ketiga disampaikan oleh DR. Nasir Tamara. Beliau merupakan ketua umum Ikatan Ilmuwan International Indonesia yang telah 4 kali menimba ilmu di universitas terbaik dunia, yaitu UI, Universitasnya Andre Herata di Paris , Universitas Hardvard dan Universitas Oxford. Dalam pandangan beliau, saat ini Indonesia telah bangkit dan menuju ke arah kemajuan. Beliau memperkirakan bahwa 20 tahun lagi Indonesia akan menjadi 14 Negara terkaya di dunia dan dalam kurun waktu 40 tahun ke depan akan menjadi Negara ketujuh terkaya di dunia. Namun, hal itu akan terwujud apabila 3 syarat dipenuhi, yaitu kerja keras, public policy dan jaringan international yang baik.

Prof Ken Kawan Soetanto sebagai pemateri terakhir berbagi cerita tentang proses perjalanan hidup beliau yang mengharukan. Beliau dilahirkan dari keluarga tak berpunya dan sejak umur 2 tahun diasuh oleh ibu tiri yang selalu menyiksa. Setelah SD, karena sekolah Tionghoa waktu itu ditutup akhirnya beliau hanya di rumah, memancing, membuat dan menjual layang – layang. Ada banyak cerita mengharukan tentang kehidupan beliau yang sangat miskin. Namun akhirnya pada umur 26 tahun, memutuskan pergi ke Jepang dan memulai S1 di umur yang ke27 tahun dan di situlah di mulainya perubahan hidup beliau. Prestasi beliau adalah memiliki 4 gelar doctor, menjadi dekan universitas Waseda, melahirkan orang-orang hebat dari hasil didikan beliau, menjadi salah satu perancang ekonomi Jepang, mendapatkan berbagai tawaran pekerjaan yang bergengsi dari US, China, Thailand dan rentetan prestasi yang telah beliau ukir telah menunjukkan pada dunia bahwa orang Indonesia ternyata diperhitungkan. Beliau memberikan motivasi agar orang Indonesia apalagi seorang mahasiswa harus bisa menjadi bintang ketika berada di luar Indonesia.

Alla kulli hal, semoga acara talkshow tersebut memberikan motivasi bagi kita, para mahasiswa yang notabene akan menjadi leader – leader di masa mendatang. Meski para pembicara tidaklah sesempurna nabi kita Muhammad saw, tetapi apa yang mereka torehkan dalam hidup mereka cukuplah menjadi referensi agar kita bisa menjadi pemimpin- pemimpin bangsa yang amanah dan memiliki critical thinking tinggi. Dan yang lebih penting saat ini, di masa menjadi mahasiswa mari kita ciptakan diri kita menjadi STAR di negara manapun kita berada termasuk saat ini di Malaysia, sebagai bentuk pengabdian kita terhadap bangsa Indonesia. Lets built in!. wallahu’alam
by:Yuni Yulia Farikha

3 comments:

  1. Asslamkm..
    Trimkasih Info nya y Kak..
    Untuk Kuliah di Brunei...

    Boleh juga klau ada info di Malaysia kak..

    ReplyDelete
  2. insyaAllah you will be a great leader in the future

    By Rizal Ismail
    islamiceconomicscorner.blogspot.com

    ReplyDelete