IQRA' (QS Al Alaq). Hands on Science to Discover Allah's Sign. One who treads a path in search of knowledge has the path to paradise made easy by Allah (Riyadhus Shaleheen 245). Knowledge is not what is memorized but it is what benefits (Imam Syafi'ie). Knowledge is my companion with me in everywhere (Ali ra)
Sunday, December 12, 2010
Menjadi Aktivis Di Desa, Siapa Takut?
Aktivis desa emang ada? ya ada dong….banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membangun desa maupun lingkungan sekitar kita. Mulai dari ngajar ngaji TPA, ikut pengajian umum, gabung di karang taruna, ibu-ibu PKK tingkat RT atau desa sampai ikut terlibat dalam proyek pengembangan desa. Trend yang terlihat adalah semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, biasanya semakin jauh/gap dengan masyarakat. Padahal idealnya, ilmu yang semakin banyak didapatkan itu harus semakin pula bermanfaat bagi orang lain. Apalagi semua lapisan masyarakat, dari berbagai background ternyata memiliki peranan dalam melakukan proses pembangunan. Idealnya, untuk membangun desa atau lingkungan dimana kita berada, diperlukan partisipasi aktif dari semua elemen masyarakat,baik kaya-miskin, tua-muda, lulusan SD/PT dll dan bukan hanya partisipasi dari kalangan elit desa atau para perangkat desa yang duduk di balai desa saja.
Pengalaman menjadi aktifis desa dirasakan sangat berharga. Keterlibatan bukan karena ingin dipuji maupun ingin pamer kemampuan diri. Tetapi semata-mata karena panggilan hati dan tentu saja karena ada kesempatan. Waktu itu pernah menjadi pengurus ibu2 PKK tingkat RT dan desa. Kalo ingat hal itu, jadi ingin ketawa juga..kok bisa ya?? Mungkin kedengarannya lucu karena masih muda dan belum menikah lagi…waktu itu masih duduk di kuliah tingkat pertama. Yah, mau tidak mau setiap dua minggu sekali saya ikut rapat, jadi moderator, menyanyikan lagu mars PKK dan tahu sedikit tentang problematika masyarakat, khususnya kalangan ibu.
Tidak hanya itu, ketika menjadi Fasilitator Desa (FD) untuk PPK (Proyek Pengembangan Kecamatan) banyak manfaat yang bisa didapatkan. Disitulah mula-mula saya tahu bagaimana berinteraksi dengan masyarakat secara langsung yang notabene mereka berasal dari background pendidikan menengah ke bawah. Fasilitator desa ditunjuk oleh desa melalui musyawarah desa. Selama menjadi FD, saya bersyukur karena bisa mendapatkan banyak informasi tentang pembangunan desa dan bertambah persaudaraan dengan FD dari desa yang lain se kecamatan yang masing-masing kami banyak yang belum pernah mengenal sebelumnya. Para fasilitator desa mayoritas adalah berusia di atas saya, bahkan seusia dengan orang tua.
PPK adalah program pemerintah yang digulirkan untuk mengatasi kemiskinan di masyarakat dengan menyediakan bantuan 1 milyar untuk setiap satu kecamatan. Tugas FD adalah memfasilitasi PPK, mulai dari menggali gagasan dari masyarakat tentang proyek apa yang sebenarnya sedang mereka perlukan. Proses penggalian gagasanpun tidak mudah, karena FD harus melakukan pertemuan langsung dengan warga desa. Sehingga sering pertemuan itu dilakukan pada malam hari ba’da isya, karena biasanya pada siang hari warga bekerja. Kemudian setelah gagasan tersebut dimusyawarahkan di tingkat desa, tugas FD selanjutnya adalah membuat proposal proyek. Selama proses tersebut dengan dibantu aparat desa FD melakukan survey lokasi, seperti di sungai, jalan maupun sawah bergantung dengan jenis proyek yang akan diusulkan. Misalnya jika ingin membangun saluran irigasi, maka kamipun pergi ke sawah, melakukan pengukuran lokasi, menggambar denah, menentukan barang bangunan yang diperlukan untuk membuat proyek dan menghitung budget yang dikeluarkan. Selama proses itulah, meski capek dan panas, tetapi tetap semangat karena ada banyak hal yang bisa dipelajari. Setelah itu, proposalpun diajukan ke tingkat kecamatan dan dikompetisikan dengan desa-desa yang lain. Nantinya, hasil musyawarah tingkat kecamatan akan menghasilkan prioritas pembangunan dari kebutuhan desa-desa yang paling mendesak hingga bantuan 1 miliyar itu habis.
Alhamdulillah, meski hanya selama tiga periode menjadi FD, tetapi setidak-tidaknya saya merasa bahagia telah ikut berkontribusi dalam pembangunan di desa, meski mungkin tidak seberapa. Ada banyak permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Dari situlah, semakin menyadari bahwa ternyata untuk mengatasi permasalahan dalam masyarakat diperlukan perhatian dan kontribusi dari kita. Apapun yang kita miliki, sebenarnya adalah peluang bagi kita untuk bermanfaat, peluang untuk beramal dan peluang bagi kita untuk menebar kebaikan. Bukankah dalam sebuah hadits dikatakan bahwa “Sebaik-baik umat adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain?” Mari berlomba-lomba menjadi orang yang semakin bermanfaat untuk umat! Wallahu’alam.
By Yuni Yulia Farikha
Labels:
My Activities
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment