Familiar bagi kita tentang kisah – kisah sahabat Rasulullah dalam mempertahankan dan menjayakan Islam. Subhanallah, mereka harus menghadapi rintangan dengan segala konsekuensinya, harta dan jiwa dipertaruhkan hanya untuk Allah semata. Hingga tidak mengherankan jika sosok mereka menjadi inspirasi para pejuang Islam saat ini dalam mempertahankan tegaknya agama Allah di bumi. Di masa itu sahabat Bilal bin Rabah seorang budak hitam rela diletakkan di hamparan padang pasir yang panas tanpa sehelai baju dengan tubuh ditindih batu besar, disiksa, dicambuk tetapi Masha Allah beliau tetap bersikukuh dengan mengatakan ahad, ahad sebagai pengakuan syahadat dia kepada Allah, Tuhan Yang Esa. Kisah Mush’ab bin Umair yang rela meninggalkan kemewahan dan segala kenyaman hidup sejak ia memutuskan untuk menjadi muslim. Hingga, karena kezuhudannya pada saat meninggal kain kafanpun tidak cukup menutup seluruh badannya.
Maupun kisah keberanian para panglima perang, Hamzah bin Abdul Muthalib, Khalid bin Walid, Thariq bin Ziyad, Shalahudin Al Ayubi hingga Muhammad Al Fatih yang berhasil merobohkan benteng Konstantinopel yang konon sangat kuat, namun karena panglima dan tentara perang yang tangguh, memiliki semangat dan optimisme yang tinggi untuk menegakkan kalimat Allah pada akhirnya mereka berhasil membawa kemenangan. Apa yang telah mereka lakukan itu semua merupakan bentuk refleksi dan implementasi dari syahadatain yang telah mereka ucapkan sejak memutuskan masuk Islam. Syahadat telah melahirkan semangat yang sangat luar biasa, the power of syahadat is never ending energy.
Urgensi Syahadat
Syahadat merupakan kalimat yang singkat, selalu dibaca berulang kali setiap hari dan memiliki makna yang luar biasa. Syahadat merupakan rukun Islam pertama dari lima rukunnya. Bagi seorang muslim, syahadat memiliki arti yang sangat penting.Pertama, kalimat syahadatain adalah pintu masuk Islam sebagaimana tercantum dalam ayat Alqur’an 47: 19, 37: 35, 3:18, 7:172, 25:23, 39:64-65. Dengan membaca syahadatain maka seseorang telah diakui sebagai orang Islam yang memiliki hak dan kewajiban sama dengan muslim lain. Kedua, syahadatain merupakan intisari ajaran Islam yang dilandasi dalam Alqur’an 2:21, 51:56, 21:25, 33:21, 3:31, 6:162, 3:19, 3:85, 45:18,6:153. Dengan syahadatain, syahadat tauhid maka seorang muslim mengakui bahwa segala sesuatu berasal dari Allah yaitu Alqur’an dan syahadat Rasul, maka mereka mengakui semua yang dibawa nabi Muhammad saw yaitu hadits. Sehingga konsekuensi bagi seorang yang bersyahadat adalah mengikuti Alqur’an dan sunnah. Ketiga, syahadatain adalah titik tolak perubahan sebagaimana termaktub dalam Alqur’an 6:122, 33:23, 37:35-37, 85:6-10, 18:2, 8:30. Perubahan semua aspek bermula dari syahadatain, yaitu perubahan dari jahiliyah menuju Islam, dari ketebelakangan menuju kemajuan dan seterusnya. Keempat, hakekat dakwah Rasul maksudnya adalah bahwa syahadatain merupakan konsepsi dasar yang didakwahkan seluruh Rasul sebagaimana tertulis dalam Alqur’an 60:4, 18:110. Kelima, keutamaan yang besar, sebagaimana dalam hadist “Barangsiapa mengucapkan laa ilaaha illallah, ia masuk surga.
Syahadat merupakan kalimat yang singkat, selalu dibaca berulang kali setiap hari dan memiliki makna yang luar biasa. Syahadat merupakan rukun Islam pertama dari lima rukunnya. Bagi seorang muslim, syahadat memiliki arti yang sangat penting.Pertama, kalimat syahadatain adalah pintu masuk Islam sebagaimana tercantum dalam ayat Alqur’an 47: 19, 37: 35, 3:18, 7:172, 25:23, 39:64-65. Dengan membaca syahadatain maka seseorang telah diakui sebagai orang Islam yang memiliki hak dan kewajiban sama dengan muslim lain. Kedua, syahadatain merupakan intisari ajaran Islam yang dilandasi dalam Alqur’an 2:21, 51:56, 21:25, 33:21, 3:31, 6:162, 3:19, 3:85, 45:18,6:153. Dengan syahadatain, syahadat tauhid maka seorang muslim mengakui bahwa segala sesuatu berasal dari Allah yaitu Alqur’an dan syahadat Rasul, maka mereka mengakui semua yang dibawa nabi Muhammad saw yaitu hadits. Sehingga konsekuensi bagi seorang yang bersyahadat adalah mengikuti Alqur’an dan sunnah. Ketiga, syahadatain adalah titik tolak perubahan sebagaimana termaktub dalam Alqur’an 6:122, 33:23, 37:35-37, 85:6-10, 18:2, 8:30. Perubahan semua aspek bermula dari syahadatain, yaitu perubahan dari jahiliyah menuju Islam, dari ketebelakangan menuju kemajuan dan seterusnya. Keempat, hakekat dakwah Rasul maksudnya adalah bahwa syahadatain merupakan konsepsi dasar yang didakwahkan seluruh Rasul sebagaimana tertulis dalam Alqur’an 60:4, 18:110. Kelima, keutamaan yang besar, sebagaimana dalam hadist “Barangsiapa mengucapkan laa ilaaha illallah, ia masuk surga.
Dalam bahasa Arab, makna syahadat adalah ikrar ( 3:18, 7:172, 3:81 ), sumpah ( 63:1-2, 4:138-145 ) dan perjanjian ( 5:7, 2:285, 2:93 ). Ikrar, sumpah dan perjanjian hanya akan terucap dari orang yang benar – benar telah mengetahui dan yakin dengan apa yang diucapkan ( al iman ). Sehingga keyakinan itu akan tercermin dengan ucapan lisan, pembenaran dalam hati dan pembuktian dengan perbuatan. Sedangkan konsistensi dari iman dan ketaatan akan memunculkan keberanian, ketenangan dan optimisme. Sehingga seorang muslim akan terbebas dari rasa takut, resah dan cemas dalam menjalani kehidupannya dan itulah sebenarnyavkebahagiaan yang sejati ( 3:185 ). Adapun hal hal yang membatalkan syahadat adalah syirik ( menyekutukan Allah ), ilhad ( menyimpang dari kebenaran ) sikap yang menafikan sifat-sifat, nama-nama, dan perbuatan Allah dan nifaq ( berwajah Islam, tetapi hatinya kafir ).
Reality Umat Islam Saat Ini
Saat ini, persoalan yang muncul adalah mengapa umat Islam selalu tertinggal dari umat lainnya? Di hampir semua bidang kehidupan. Sebenarnya, akar semua masalah dapat dirunut dan berhulu pada pemahaman dan implementasi syahadat yang kurang benar atau tidak sempurna. Umat Islam masih terjajah, tertindas, tindakan anarkis merajalela, marak pornografi, free sex, penggunaan obat-obatan terlarang, tuduhan terorisme, dan masalah kemiskinan. Semua masalah tersebut menggambarkan begitu lemahnya kondisi umat Islam saat ini.
Bidang Pendidikan, Apa yang Harus Dilakukan ?
Sebuah survey menunjukkan bahwa sumber daya manusia di negara-negara muslim saat ini masih sangat tertinggal dibanding umat lainnya.Hal ini diukur dari perbandingan antara jumlah pakar dalam setiap satu juta penduduk. Israel yang notabene beragama Yahudi mempunyai 16000 pakar, Jepang yang mayoritas penduduk beragama Shinto dan Budha memiliki 6500 pakar, Rusia yang atheis memiliki 5000 pakar, Belanda yang beragama Kristen memiliki 4500 pakar, United Kingdom yang beragama Katolik meiliki 3200pakar, sedangkan negara-negara muslim seperti Mesir, Pakistan, Indonesia, Iran dan Nigeria masih memiliki jumlah pakar yang kurang dari 500.
Lemahnya SDM ini salah satu penyebabnya disinyalir karena cara pandang dan pemahaman terhadap Islam yang tidak kaffah. Berpikir dikotomis atau sekular. Islam hanya dipahami dari aspek ritual belaka sehingga menjadikan Islam terkesan sempit, bahkan hanya memuat ajaran yang sekedar menyiapkan kehidupan akhirat saja dan tidak menjamah pada persoalan keduniaan. Dalam dunia pendidikan, indikasinya dapat terlihat dalam perguruan tinggi Islam versus perguruan tinggi umum, mata pelajaran agama di sekolah versus mata pelajaran umum seperti biologi, fisika, kimia, berhitung dan lain-lain. Hal ini mengakibatkan persepsi yang salah dalam masyarakat seperti, cara berpikir yang dikotomis yang berakibat mempersempit lingkup ajaran Islam itu sendiri. Islam hanya akan berada di masjid-masjid, di tempat-tempat kegiatan spiritual, di seputar upacara kelahiran, pernikahan dan kematian. Kemudian tokoh Islam dipersonifikasi sekedar sebagai ahli doa, bukan penemu salah satu bidang ilmu pengetahuan dari kegiatan risetnya, bukan pengusaha besar, bukan orang yang berada di kancah politik yang sesungguhnya sehari-hari memikirkan dan memperjuangkan umat dan kemanusiaan. Selain itu, dakwah yang belum merata, juga termasuk problem utama umat Islam saat ini.
Padahal, jika kita menelusuri sejarah keemasan Islam, pada waktu itu Islam berhasil melahirkan banyak ilmuwan-ilmuwan sekaliber internasional yang pakar di berbagai bidang: astronomi, kedokteran, geologi dan ilmu-ilmu lainnya. Seperti Umar Khayyam (w. 1123), Al Battani (w. 929), Al Tusi (w. 1274), Tsabit bin Qurrah (w. 901), Abu Bakar Ar Razi (w.935) Al Majriti (w. 1007), Ibnu Nafis (w.1288), Az Zahra (w. 939), Al Ibadi (w. 873) dan Ibnu Majid (abad 15).
Dalam hal ini, Profesor Abdus Salam memberikan peringatan kepada umat Islam yang concern terhadap dunia keilmuwan, hal – hal berikut harus bisa dihindari. Menurut beliau, saat ini umat Islam tidak mempunyai komitmen terhadap sains, baik sains terapan maupun sains murni, tidak memiliki hasrat yang kuat untuk mengusahakan tercapainya kemandirian sains dan teknologi (self reliance) , tidak membangunkan kerangka institutional dan legal yang cukup untuk mendukung perkembangan sains dan menerapkan cara yang tidak tepat dalam menjalankan manajemen kegiatan di bidang sains dan teknologi.
Ala kulli hal, hal penting yang harus dilakukan saat ini adalah senantiasa meluruskan motivasi kita dalam mencari ilmu, memperbaiki sistem pendidikan dan pengajaran yang salah, menggunakan kaedah atau teknik yang tepat dan selalu mengaitkan ilmu yang dipelajari dengan Allah. Harapannya semoga apa yang dilakukan tersebut, menjadi salah satu perwujudan syahadat kita dan menjadi bagian dari solusi dalam menyelesaikan salah satu problema yang dihadapi umat Islam saat ini. Wallahu’alam.sumber: resensi kajian ttg syahadatain
by:Yuni Yulia Farikha (Resensi kajian)
No comments:
Post a Comment